Cinta pertama adalah pengalaman cinta yang takan pernah kita lupain. Gue pernah merasakan cinta pertama, dan semua berakhir dengan mengenaskan! Gue di duain men! Itu sakit banget, sampai-sampai gue harus galau selama 9 bulan ( buset, itu galau apa mengandung?) tapi gue udah membuang kenangan suram itu jauh-jauh.
Setelah gue menjajah dari hati ke hati, namun semua juga mengenaskan. Gue kenal sama anak bernama sebut saja Rani tapi bukan itu nama aslinya. Seperti kalian tau dari cerita gue yang sebelumnya Rani terlihat cewe yang paling sempurna, dia udah cantik, baik, sopan, berkerudung sayang orang tua, rajin menabung, pokoknya idaman pria banget. Dan dia itu cewe yang sangat lucu.
Hampir tiap malem gue ngobrol sama dia, tapi sayang gue cuma bisa ngobrol lewat BBM. Soalnya kita memang di sekolah yang sama, cuma bedanya gue kelas 3, dia kelas 1 SMP. Kelas 3 SMP berada di selatan, sementara kelas 1, dan 2 berada di utara. Nah saat itulah kesetiaan gue diuji. Sayang nya anak kelas 2 ada yang suka sama Rani, nama anak itu sebut saja Deri. Deri itu anak basket.....paling pendek. Dia cuma menang wajah, bisa dibilang dia (agak) mirip Difa Idola Cilik. Bedanya Difa kalo nyanyi suaranya agak enak, sementara dia nafas aja fales. Sorry gue menghina dia karena rasa benci gue ke dia sebesar upil gajah yang ditabung selama 14 tahun itu udah gede banget.
Beralih dari Deri.
Kita memang nyambung dalam hal yang absurd. Dia sering menceritakan saudaranya namanya Naila, katanya Naila kalo makan itu kaya kebo 2 bulan gak dikasih makan. Iya sih, emang Naila kaya kebo obesitas gitu. Gue juga suka menceritakan Adek gue Resa dan Rasya, kita pernah sempat berfikir untuk menjodohkan Resa dan Naila. Tapi kalo misalnya Resa kawin sama Naila, gue gak bisa kawin sama dia dong? Ah, gak seru!
Lucunya, kita kalo manggil enggak pake adek-kakak. Biasanya kalo kaka kelas PDKT sama adek kelas biasanya gini "Dek, udak makan belum?" si adek kelasnya pasti jawab "Udah ka, kaka sudah makan?". Berbeda dengan gue, gue menggunakan kata kamu-aku jadinya "Kamu udah makan?" dia juga jawab "Aku sudah, kalo kamu?". Emang gue sengaja gitu, bukan berarti dia gak sopan, gue cuma pingin lebih deket aja sama dia.
Gue itu enggak mencari yang sempurna, emang dibalik kesempurnaanya Rani pasti Rani memiliki sifat tidak sempurna, dan sifat dia yang tidak sempurna Rani adalah dia suka membully Naila, bukan dia sih tapi kita Bwahaha(ketawa demit). Dia suka bilang kalo dia membully Naila itu dirumah, dan di sekolah, sampe-sampe saking marahnya Naila, dia di sekap di gudang sampai 3 tahun, eh enggak-enggak sampai 3 jam. Betapa malangnya dia. Emang dia itu tinggal sama Naila, dan orang tua Naila. Orang tuanya berada di luar kota. Dan mereka harus LDR. Gue pernah nanya ke dia "Gimana rasanya kamu LDR-an sama orang tuamu, sama kakak-kakak mu?" tanya gue ke dia.
"Em,,, gimana ya, menurutku enak sih?" kata dia dengan telunjuk tangan di dagu.
"Enak? enak gimana maksudmu?"
"Ya enak, soalnya biar tambah kangen sama tambah sayang, emangnya kenapa kamu kok nanya gitu sih?"
Karena dia udah nanya gitu sekalian aku curhat ke dia "Soalnya Papaku mau kerja di Bandung"
"Berarti kamu juga LDR-an dong?"
"Iya sih.."
"Ngomong soal LDR kamu pernah LDR gak" Kata dia tiba-tiba ke gue.
"Em...pernah sih" karena gue suka bercanda gue ajak bercanda "Waktu itu dia lagi di luar negri"
"Wah seriusan kamu LDR an sama dia diluar negri?"
"Iya waktu itu aku sekolah Negri dia Sekolah swasta " Jawab gue sambil cengar-cengir
"Ealah kirain...dasar sapi"
"hahaha kena deh"
Hari demi hari berlalu, sampai-sampai temen gue Aden berencana nembak dia. Terus terang gue sakit hati, tapi gue juga gak pingin temen gue satu ini sedih. Lebih baik gue saja yang sakit hati. Tapi ternyata dia menolak Aden. Di sisi lain gue merasa lega, tapi gue juga merasa kasihan, akhirnya gue menanyakan ke dia
"Kenapa kamu nolak Aden?"
"Ya aku enggak mau pacaran aja"
"Oh kamu gak mau pacaran"
Memang pacaran itu dilarang sama agama islam. Di sisi lain gue juga tau bahwa orang yang memilih untuk tidak pacaran adalah orang yang memilih pasangan satu untuk seumur hidup atau Ta'aruf. Dia mencari pasangan sejati di hidupnya atau cinta pertama dan terkahir. So sweet.
Setelah kejadian itu, gue berencana pacaran sama dia nanti aja dulu. Pendidikan dulu yang penting. Gue juga pernah bertanya "Rencana kalo kamu sudah lulus nanti mau sekolah dimana?" tanya gue ke dia
"Kalo aku sih rencana di SMA Taruna di Magelang"
JLEK!! seketika gue koma. "SMA teruna di magelang?" jawab gue agak syok.
"Iya, emang kenapa?"
"Berarti mau jadi Akabri dong?"
"Ya enggak, katanya sekolah di situ asyik"
Hening. Gue tau SMA Taruna itu sekolah yang bagus, sebuah sekolah yang mendidik siswanya dengan tiga bimbingan : intelegensi, kepribadian, dan fisik, sekolah ini dikenal dengan penekanan pada nilai-nilai kebangsaan dan kedisiplinan semi militer, di samping berbagai prestasi akademik dan kepemimpinan. . Tapi apakah dia mampu? Bukan, pertanyaannya bukan "Apakah dia mampu?" tapi pertanyaan yang seharusanya "Apakah gue mampu?" dimalam itu gue merasa sedih. tapi dia malah menghibur gue "Kau mau jadi pilot ya?"
"Enggak, aku cuma mau jadi supir pesawat kok"
"Yah sama aja keles"
Justru yang gue pikirin saat ini, jika akhirnya dia memilih sekolah di SMA Taruna, sementara gue di SMA 1 Talun, belom lagi kalo gue menjadi pilot. Gue merasa kita berda di jalan yang berbeda. tapi I want she always gonna be my Path! entah kenapa gue teringat kata-kata Peter Parker ketika dia akan kehilangan Gwen Stacy "We're not in a different path, you're my path, And you're always gonna be my path. I know million reasons why we shouldn't be together, but i'm tired of them, I'm tired of every single one of them. Well, we all have to make a choise, and i choose you" Gue meng-kutib kata-kata itu secara lengkap.
Setelah gue menjajah dari hati ke hati, namun semua juga mengenaskan. Gue kenal sama anak bernama sebut saja Rani tapi bukan itu nama aslinya. Seperti kalian tau dari cerita gue yang sebelumnya Rani terlihat cewe yang paling sempurna, dia udah cantik, baik, sopan, berkerudung sayang orang tua, rajin menabung, pokoknya idaman pria banget. Dan dia itu cewe yang sangat lucu.
Hampir tiap malem gue ngobrol sama dia, tapi sayang gue cuma bisa ngobrol lewat BBM. Soalnya kita memang di sekolah yang sama, cuma bedanya gue kelas 3, dia kelas 1 SMP. Kelas 3 SMP berada di selatan, sementara kelas 1, dan 2 berada di utara. Nah saat itulah kesetiaan gue diuji. Sayang nya anak kelas 2 ada yang suka sama Rani, nama anak itu sebut saja Deri. Deri itu anak basket.....paling pendek. Dia cuma menang wajah, bisa dibilang dia (agak) mirip Difa Idola Cilik. Bedanya Difa kalo nyanyi suaranya agak enak, sementara dia nafas aja fales. Sorry gue menghina dia karena rasa benci gue ke dia sebesar upil gajah yang ditabung selama 14 tahun itu udah gede banget.
Beralih dari Deri.
Kita memang nyambung dalam hal yang absurd. Dia sering menceritakan saudaranya namanya Naila, katanya Naila kalo makan itu kaya kebo 2 bulan gak dikasih makan. Iya sih, emang Naila kaya kebo obesitas gitu. Gue juga suka menceritakan Adek gue Resa dan Rasya, kita pernah sempat berfikir untuk menjodohkan Resa dan Naila. Tapi kalo misalnya Resa kawin sama Naila, gue gak bisa kawin sama dia dong? Ah, gak seru!
Lucunya, kita kalo manggil enggak pake adek-kakak. Biasanya kalo kaka kelas PDKT sama adek kelas biasanya gini "Dek, udak makan belum?" si adek kelasnya pasti jawab "Udah ka, kaka sudah makan?". Berbeda dengan gue, gue menggunakan kata kamu-aku jadinya "Kamu udah makan?" dia juga jawab "Aku sudah, kalo kamu?". Emang gue sengaja gitu, bukan berarti dia gak sopan, gue cuma pingin lebih deket aja sama dia.
Gue itu enggak mencari yang sempurna, emang dibalik kesempurnaanya Rani pasti Rani memiliki sifat tidak sempurna, dan sifat dia yang tidak sempurna Rani adalah dia suka membully Naila, bukan dia sih tapi kita Bwahaha(ketawa demit). Dia suka bilang kalo dia membully Naila itu dirumah, dan di sekolah, sampe-sampe saking marahnya Naila, dia di sekap di gudang sampai 3 tahun, eh enggak-enggak sampai 3 jam. Betapa malangnya dia. Emang dia itu tinggal sama Naila, dan orang tua Naila. Orang tuanya berada di luar kota. Dan mereka harus LDR. Gue pernah nanya ke dia "Gimana rasanya kamu LDR-an sama orang tuamu, sama kakak-kakak mu?" tanya gue ke dia.
"Em,,, gimana ya, menurutku enak sih?" kata dia dengan telunjuk tangan di dagu.
"Enak? enak gimana maksudmu?"
"Ya enak, soalnya biar tambah kangen sama tambah sayang, emangnya kenapa kamu kok nanya gitu sih?"
Karena dia udah nanya gitu sekalian aku curhat ke dia "Soalnya Papaku mau kerja di Bandung"
"Berarti kamu juga LDR-an dong?"
"Iya sih.."
"Ngomong soal LDR kamu pernah LDR gak" Kata dia tiba-tiba ke gue.
"Em...pernah sih" karena gue suka bercanda gue ajak bercanda "Waktu itu dia lagi di luar negri"
"Wah seriusan kamu LDR an sama dia diluar negri?"
"Iya waktu itu aku sekolah Negri dia Sekolah swasta " Jawab gue sambil cengar-cengir
"Ealah kirain...dasar sapi"
"hahaha kena deh"
Hari demi hari berlalu, sampai-sampai temen gue Aden berencana nembak dia. Terus terang gue sakit hati, tapi gue juga gak pingin temen gue satu ini sedih. Lebih baik gue saja yang sakit hati. Tapi ternyata dia menolak Aden. Di sisi lain gue merasa lega, tapi gue juga merasa kasihan, akhirnya gue menanyakan ke dia
"Kenapa kamu nolak Aden?"
"Ya aku enggak mau pacaran aja"
"Oh kamu gak mau pacaran"
Memang pacaran itu dilarang sama agama islam. Di sisi lain gue juga tau bahwa orang yang memilih untuk tidak pacaran adalah orang yang memilih pasangan satu untuk seumur hidup atau Ta'aruf. Dia mencari pasangan sejati di hidupnya atau cinta pertama dan terkahir. So sweet.
Setelah kejadian itu, gue berencana pacaran sama dia nanti aja dulu. Pendidikan dulu yang penting. Gue juga pernah bertanya "Rencana kalo kamu sudah lulus nanti mau sekolah dimana?" tanya gue ke dia
"Kalo aku sih rencana di SMA Taruna di Magelang"
JLEK!! seketika gue koma. "SMA teruna di magelang?" jawab gue agak syok.
"Iya, emang kenapa?"
"Berarti mau jadi Akabri dong?"
"Ya enggak, katanya sekolah di situ asyik"
Hening. Gue tau SMA Taruna itu sekolah yang bagus, sebuah sekolah yang mendidik siswanya dengan tiga bimbingan : intelegensi, kepribadian, dan fisik, sekolah ini dikenal dengan penekanan pada nilai-nilai kebangsaan dan kedisiplinan semi militer, di samping berbagai prestasi akademik dan kepemimpinan. . Tapi apakah dia mampu? Bukan, pertanyaannya bukan "Apakah dia mampu?" tapi pertanyaan yang seharusanya "Apakah gue mampu?" dimalam itu gue merasa sedih. tapi dia malah menghibur gue "Kau mau jadi pilot ya?"
"Enggak, aku cuma mau jadi supir pesawat kok"
"Yah sama aja keles"
Justru yang gue pikirin saat ini, jika akhirnya dia memilih sekolah di SMA Taruna, sementara gue di SMA 1 Talun, belom lagi kalo gue menjadi pilot. Gue merasa kita berda di jalan yang berbeda. tapi I want she always gonna be my Path! entah kenapa gue teringat kata-kata Peter Parker ketika dia akan kehilangan Gwen Stacy "We're not in a different path, you're my path, And you're always gonna be my path. I know million reasons why we shouldn't be together, but i'm tired of them, I'm tired of every single one of them. Well, we all have to make a choise, and i choose you" Gue meng-kutib kata-kata itu secara lengkap.
I'm not ready to lose you. Perhaps I never will be